Filtrasi glomerulus merupakan proses yang pasif, tidak selektif, dimana cairan dan zat-zat terlarutnya terdorong melalui membrane semi permeable melalui tekanan hidrostatik. Sejumlah cairan yang terfiltrasi dari darah kedalam kapsula bowmen dalam setiap menitnya disebut dengan glomerular fitration rate (GFR). GFR di pengaruhi oleh tiga factor :
(a) Total permukaan yang memungkinkan untuk proses filtrasi
(b) Permeabilitas membrane filtrasi
(c) Total tekanan filtrasi
Tekanann fitrasi ditentukan oleh kekuatan tekanan yaitu tekanan hidrostatik yang mendorong dan tekanan osmotic yang menarik. Perbedaan kedua tekanan tersebut menentukan tekanan total dari tekanan filtrasi.
GFR normal pada orang dewasa adalah 120-125 ml/menit. Keadaan tersebut dipertahankan tetap oleh control intrinsic yang disebut dengan autoregulasi renal. Autoregulasi dicapai dengan beberapa mekanisme yaitu : mekanisme myogenikyang mengontrol diameter anteriol afferent yang berespon terhadap perubahan tekanan pada pembuluh darah. Tekanan darah yang meningkat menyebabkan pembuluh renal kontriksi.
Kontrol intristik yang lain adalah mekanisme renin-angiotensin. Sel khusus yang disebut dengan aparatus jukstaglomerulus kebanyakan dipacu oleh adanya penurunan tekanan dalam system sirkulasi.
Filtrasi glomerulus juga dikontrol oleh mekanisme ekstrinsik melalui system syaraf parasimpatis. Dalam keadaan gawat atau stress, system syaraf simpatis menyebabkan vasokonstriksii yang kuat pada anteriol afferent dan menghambat pembentukan filtrate. Sistem syaraf simpatis merangsang sel jukstaglomerulus untuk melepaskan rennin yang nantinya akan meningkatkan tekanan darah sistemik.
(a) Total permukaan yang memungkinkan untuk proses filtrasi
(b) Permeabilitas membrane filtrasi
(c) Total tekanan filtrasi
Tekanann fitrasi ditentukan oleh kekuatan tekanan yaitu tekanan hidrostatik yang mendorong dan tekanan osmotic yang menarik. Perbedaan kedua tekanan tersebut menentukan tekanan total dari tekanan filtrasi.
GFR normal pada orang dewasa adalah 120-125 ml/menit. Keadaan tersebut dipertahankan tetap oleh control intrinsic yang disebut dengan autoregulasi renal. Autoregulasi dicapai dengan beberapa mekanisme yaitu : mekanisme myogenikyang mengontrol diameter anteriol afferent yang berespon terhadap perubahan tekanan pada pembuluh darah. Tekanan darah yang meningkat menyebabkan pembuluh renal kontriksi.
Kontrol intristik yang lain adalah mekanisme renin-angiotensin. Sel khusus yang disebut dengan aparatus jukstaglomerulus kebanyakan dipacu oleh adanya penurunan tekanan dalam system sirkulasi.
Filtrasi glomerulus juga dikontrol oleh mekanisme ekstrinsik melalui system syaraf parasimpatis. Dalam keadaan gawat atau stress, system syaraf simpatis menyebabkan vasokonstriksii yang kuat pada anteriol afferent dan menghambat pembentukan filtrate. Sistem syaraf simpatis merangsang sel jukstaglomerulus untuk melepaskan rennin yang nantinya akan meningkatkan tekanan darah sistemik.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar