Author By rimanews.com
segerahamil.blogspot.com - Postingan Kali ini akan membahas Apa saja Ketakutan Yang Sering Dialami Ibu Hamil?? Wanita yang sudah berumah tangga mengalami kehamilan memang suatu hal yang alamiah. Namun tak sedikit wanita hamil diam-diam menyimpan ketakutan.
Kira-kira apa saja yang ditakuti para ibu hamil? Berikut 8 daftar ketakutan terpopuler dan kiat agar lebih rileks menghadapinya, sebagaimana dilansir tabloid Mom & Kiddie.
1. Bentuk wajah ibu hamil berubah
“Aku paling takut kalau hidungku bertambah besar. Tanteku yang dulu hamil saat aku masih kuliah, hidungnya bertambah hampir dua kali lipat ukuran semula. Semakin besar kehamilannya, hidungnya membengkak proporsional dengan perutnya,” keluh seorang bumil.
Diakui dokter kandungan asal New York, Dr. Ashley Roman, beberapa wanita mengamati adanya perubahan di wajahnya saat hamil. Tapi, hal ini kebanyakan dipengaruhi oleh faktor pertambahan berat badan, retensi air dan perubahan hormon. Kabar baiknya, perubahan wajah tersebut bisa hilang segera setelah setelah persalinan saat hormon kehamilan mereda, atau saat berat Anda turun.
2. Keguguran pada ibu hamil
Ketakutan terbesar bumil adalah kehilangan janin yang ada dalam kandungan alias mengalami keguguran. Namun, jangan biarkan rasa ketakutan itu menguasai pikiran bumil.
Kebanyakan kasus keguguran terjadi pada trimester pertama dengan peluang 15 hingga 25 persen. Dikatakan Dr. Roman, memasuki usia kehamilan 12 pekan dan seterusnya, risiko “masa kritis” berkurang secara signifikan.
Jadi jika bumil telah berhasil melewati masa kehamilan 14 minggu, risiko keguguran hanya berkisar satu persen. Agar lebih aman, berkonsultasilah pada dokter kandungan mengenai masalah keguguran dan bagaimana cara menghindarinya.
3. Berat badan tak kembali
“Saat hamil, aku makan seperti kuda, perutku terasa lapar terus!” Berat badan naik dan tak bisa kembali ke ukuran berat badan semula adalah ketakutan yang banyak dirasakan bumil.
Namun, ingatlah, hamil bukan waktu yang tepat untuk diet. Jangan mengharapkan berat Anda turun padahal bayi Anda bahkan belum lahir. Ketimbang mengurangi asupan makanan, lebih baik makan makanan yang sehat dan coba nikmati seluruh perubahan tubuh.
Setelah bersalin, jangan berkecil hati ketika sadar tubuh Anda masih membengkak. Ingat, pertambahan berat selama sembilan bulan tak mungkin dihapus dalam waktu 1 hari. Tapi jika berat badan dirasa mengganggu, mulailah merencanakan jenis serta jadwal olahraga dan lakukan setelah mendapat izin dari dokter. Lagipula, kecepatan berkurangnya berat badan pada tiap orang berbeda! Jadi, jangan bandingkan tubuh Anda dengan para selebriti “hot mama” yang tampak seksi dengan skinny jeans-nya, seakan-akan bentuk tubuh mereka kembali ideal setelah lima menit melahirkan.
4. Bayi-nya cacat
Kehamilan adalah masa paling penting dalam kehidupan wanita. Tapi sayangnya, beberapa media cetak atau televisi terkadang memuat berita fenomena kehamilan dan kelahiran bayi cacat sehingga bumil merasa cemas dan takut.
Cara terbaik untuk melindungi bayi Anda, kata Dr. Morse adalah mengasup nutrisi yang baik. “Konsumsi multivitamin dengan dengan asam folat sejak sebelum kehamilan untuk mengurangi risiko cacat otak dan tulang belakang. Berbicaralah dengan dokter Anda tentang segala kehawatiran Anda. Dokter harus mampu memberikan gambaran yang jelas tentang risiko yang mungkin Anda alami - dengan melihat usia, riwayat kesehatan atau sejarah keluarga Anda – dan mencarikan solusi yang tepat.”
Selain itu, tetaplah berpikiran positif dan jagalah kesehatan agar Anda dan janin dalam kandungan tetap dalam kondisi prima.
5. Saat Melahirkan
Jelang proses persalinan, banyak BuMil mulai khawatir. “Seberapa hebat rasa sakitnya? Berapa lama itu berlangsung? Bagaimana kalau aku tak sanggup?”
Ssshhh, jangan berpikir terlalu banyak! Pertama, sadari bahwa ini memang sudah kodrat wanita sejak zaman dahulu kala. Jadi, kalau mereka semua bisa melewatinya, begitupun dengan Anda!
Lagipula, saat ini, banyak cara bisa dilakukan untuk mengurangi rasa sakit saat bersalin. Menurut Susan Ross, penulis buku “Birth Right”, cara untuk mengatasi ketakutan adalah dengan menemui dokter kandungan atau bidan. Gali informasi sebanyak-banyaknya, terutama langkah-langkah untuk mempersiapkan proses persalinan.
Jika Anda tipikal mudah gugup, hindari informasi spesifik tentang sakitnya proses melahirkan, tunggu saja hingga saat itu tiba dan Anda merasakannya sendiri. Juga, jangan menonton adegan wanita bersalin di televisi. Hal itu tak menunjukkan apa yang sebenarnya akan Anda lalui di ruang bersalin sebab kebanyakan adegan cenderung dibuat super dramatis.
Sebaliknya, jika merasa lebih baik bila tahu kebenarannya agar lebih siap mental, maka hadirilah kelas bersalin, kumpulkan informasi dari teman-teman Anda yang pernah melahirkan dan cari tahu bagaimana mereka melewatinya. Buatlah rencana persalinan Anda dan diskusikasikan dengan dokter. Misalnya, metode persalinan apa yang akan diambil untuk membantu mengurangi sakit, apakah hypnobirthing, water birth, atau menggunakan penghilang rasa sakit semacam anestesi epidural. Ketahui keuntungan, risiko atau alternatif lain!
“Yang terpenting adalah cari dokter kandungan yang dapat Anda percaya. Ungkapkan ketakutan Anda dan harapan Anda. Itu akan membuat Anda tenang,” saran Dr. Karyn L. Morse, MD dari “Cedars-Sinai Medical Group” Los Angeles, USA.
6. Tak sampai di rumah sakit tepat waktu
Melahirkan di jalan? Kejadian ini tak terjadi setiap hari, tapi bila itu terjadi, mungkin nama Anda akan terpampang di koran bahwa ibu melahirkan bayinya di taksi, misalnya.
Sebenarnya, Anda punya waktu lebih dari cukup untuk mencapai rumah sakit terdekat di antara kontraksi pertama hingga akhirnya bayi Anda lahir. Menurut statistik, rata-rata persalinan berlangsung antara 12 ½ hingga 21 ½ jam. “Kisaran ini biasanya untuk ibu yang melahirkan pertama kali,” ujar Christiane Northrup, MD, penulis buku “Women’s Bodies, Women’s Wisdom.”
Berkomunikasi dengan dokter Anda untuk memastikan kapan saat tepat untuk berangkat ke rumah sakit. Pastikan Anda tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan di perjalanan dan sediakan perlengkapan untuk di rumah sakit dalam satu tas jauh-jauh hari.
7. Tak mampu memberikan ASI
Banyak wanita hamil mencemaskan bagaimana jika dirinya tidak mampu memberikan ASI pada bayinya nanti, baik karena air susu yang tidak bisa keluar atau tidak tahu cara menyusui yang benar dan tepat.
Tak perlu takut! Dokter serta perawat rumah sakit biasanya akan memberikan pengarahan. Namun jika merasa tidak puas, Anda bisa menghubungi konselor ASI di klinik laktasi yang terdekat dengan tempat Anda, atau bergabung dengan komunitas ibu menyusui seperti Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI).
8. Hubungan dengan suami menjadi berubah
Susan mengutarakan bahwa setelah melahirkan, kehadiran si buah hati akan membuat kehidupan rumah tangga berbeda. “Belum tentu lebih baik namun juga belum tentu lebih buruk.”
Untuk itu cobalah berkonsultasi dengan Dr. Rosdiana Ramli, SpOG atau Psikolog keluarga atau kepada mereka yang telah berpengalaman. Jika Anda dengan pasangan Anda telah siap dengan perubahan, maka setiap masalah pun akan dapat dilalui bersama keluarga anda, bahkan justru bisa membuat ikatan perkawinan semakin kuat dan harmonis.
Baca juga artikel postingan berikutnya "Bocoran supaya tidak tegang saat pemeriksaan pertama hamil". "Pertanyaan saat kontrol kehamilan". "Ketakutan yang Sering Dialami Ibu Hamil". "Risiko Ibu Hamil Jarang Periksa Kandungannya". Semoga bermanfaat terus pantau segerahamil.blogspot.com.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar