Ayah Dua Anak Lawan Delapan Rampok

http://4.bp.blogspot.com/-TDSGihH2ehs/UvOyNJRqMoI/AAAAAAAAAAc/tVKH64_s2TM/s1600/2.gif
Bookmark and Share
CIAMIS – Ikhsan (38), korban perampokan di Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya pada Minggu (14/7) subuh, kemarin buka-bukaan kepada Radar. Dia mengaku mengalahkan empat rampok, namun kalah saat dikeroyok delapan orang yang bersenjata tajam.

Di rumahnya di Dusun Citamiang Desa Ciparigi Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis , Ikhsan —yang sebelumnya telah diberitakan dalam Rampok dan Geng Beraksi— mengaku berkelahi dengan para perampok saat dia beristirahat di Ciinjuk Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya dua hari lalu itu. 

Saat itu, pukul 04.30, Ikhsan beristirahat di pinggir jalan usai dari Bandung. Dia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Selain beristrirahat, Ikhsan pun menunggu siang, karena akan mengambil pasir dari Tasikmalaya untuk dibawa ke kampungnya.

Tiba tiba dari arah belakang datang empat orang tak dikenal. Mereka menggunakan mobil Panther biru. Kemudian para pria itu menyuruh Ikhsan turun dari mobilnya.

Mereka memaksa agar Ikhsan memberikan kunci mobil dan surat-suratnya. Dia menolak. Ikhsan yang memiliki tinggi 179 memilih berkelahi dengan para perampok itu. ”Gimana caranya saya harus mempertahankan milik saya,” ungkapnya. 

Empat perampok pun dilumpuhkannya. Tetapi dari mobil Panther keluar empat orang lagi sehingga perampok menjadi delapan orang.

Di saat yang sama, Ikhsan, kehabisan tenaga, apalagi, dia pun terkena bacokan di kepalanya. Dia pun tumbang oleh delapan perampok yang membawa parang dan golok panjang tersebut.

Kemudian, tangan Ikhsan diikat. Kepalanya dililit plester hitam. Ikhsan lalu dibawa ke dalam mobil Panther. Mobil Ikhsan Colt Diesel 2008 Z 8386 WJ dibawa perampok. ”Yang membawa mobil saya dua orang dan enam lainnya di mobil Panther,” ungkapnya. 

Mobil yang Ikhsan tumpangi melaju ke Malangbong arah ke Wado jalur Sumedang. 
Begitu sampai di tempat sepi, tepatnya di dekat kandang sapi di daerah Malangbong, dia dilemparkan ke dekat jembatan. Kemudian para perampok itu pergi membawa mobil Ikhsan. ”Untung Kaki saya tidak diikat. Jadi saya bisa mencari bantuan,” ujarnya.

“Saya mencoba mencegat mobil yang lewat, tapi tidak ada yang berhenti,” akunya. Dia kemudian mendengar suara shalawatan di masjid. Ikhsan pun menghampiri suara itu. “Saya ke mesjid. Akhirnya saya ditolong oleh masyarakat yang sedang berada di masjid,” tuturnya. 

Ustadz di masjid tersebut menelepon Polsek Malangbong. Berselang 15 menit, polisi datang. Ikhsan kemudian dibawa ke Puskesmas Malangbong. Luka di kepalanya dijahit sebanyak 12 jahitan. Sikutnya juga lecet akibat dilempar ke jalan.

Setelah itu, dia kembali ke Rajapolah menggunakan mobil Puskesmas Malagbong menuju Tempat Kejadi Perkara (TKP). ”Di situ Parang, sendal dan golok panjang para pelaku masih ada,” ungkapnya.

Ikhsan kemudian diantarkan ke kampungnya di Kecamatan Sukadana oleh petugas puskesmas. 
Ayah dua anak ini mengaku kerugian yang dilaminya yaitu mobil seharga Rp 170 juta, lalu uang tunai Rp 1.900.000 dan satu hape Nokia.

Apakah Ikhsan mengenal ciri-ciri para pelaku? Dia sempat melihat jelas satu orang yang berbadan kecil dan rambut pendek. ”Yang lainnya tidak terlalu kelihatan karena masih gelap,” ujarnya pria lulusan SMP yang berwiraswasta ini.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar